Senin, 23 November 2009

ramalan kiamat 2012 berhasil dipatahkan

Dari Pak Ma'rufin Sudibyo (LAPAN Indonesia)

Pak Ma'rufin berpendapat:
"setelah membaca lebih jauh, berakhirnya kalender Maya di 21 Desember 2012 itu lebih disebabkan oleh berakhirnya siklus kalender, yang disebabkan oleh “kehabisan angka”. Sistem Kalender Maya berbasiskan pada bilangan 20 (bi-desimal) , berbeda dengan kalender lainnya yang berbasiskan bilangan 10 (desimal). Mengutip tulisannya mbak Avivah Yamani di langitselatan.com, dengan metode penulisan 0.0.0.0.0 dan hobi-nya suku Maya dengan siklus 13 dan 20 serta start kalender Maya ini ekivalen dengan 11 Agustus 3114 BCE, maka posisi 13.0.0.0.0 sebagai angka terbesar dalam kalender Maya ini akan ekivalen dengan 21 Desember 2012. Nah setelah 13.0.0.0.0 ini terlampaui, kalender Maya tidak mengenal angka 13.0.0.0.1 atau yang lebih besar, karena akan kembali ke posisi 0.0.0.0.1 alias angka paling kecil. Inilah yang saya maksud dengan “kehabisan angka” tadi. So, satu hari setelah 21 Des 2012 itu, atau pada 22 Desember 2012, kalender Maya memulai siklus barunya dengan angka 0.0.0.0.1.

Sementara jika meninjau fakta2 “ilmiah” yang dikatakan menyertai isu kiamat 2012 ini, sebagian besar juga meragukan. Sebut saja misalnya retaknya medan magnet Bumi, yang disebut-sebut telah mencapai panjang 160.000 km di angkasa sebagai South Atlantic Anomaly (SAA). Sementara fakta yang ada, SAA ini merupakan area dimana posisi sabuk radiasi van-Allen paling dekat dengan permukaan Bumi dan terjadi akibat perbedaan viskositas antara batuan kerak Bumi dan lapisan selubung dengan inti Bumi. Perbedaan viskositas membawa pada perbedaan kecepatan rotasi, yang (meski kecil sekali), memiliki beberapa efek, ya salah satunya munculnya SAA ini.

Sementara soal Yellowstone caldera yang dikatakan akan meletus dahsyat kembali (dengan memuntahkan tephra sedikitnya 2 juta km3, jika merujuk letusan terdahulu) guna mengikuti siklus letusan 600.000 tahun sekali, jika kita cek langsung ke USGS (yang langsung memonitor kaldera ini), ternyata Yellowstone memiliki periode letusan rata-rata 640.000 tahun. Jika kita “saklek” dengan angka ini, masih ada selang waktu 40.000 tahun bagi Yellowstone untuk meletus. Meski, dalam vulkanologi, yang namanya periode letusan rata-rata itu hanyalah menjadi patokan, bukan untuk keperluan prediksi apalagi peramalan. Sebut saja misalnya dengan Gunung Merapi di Jateng-DIY. Dalam perspektif vulkanologi, gunung ini seharusnya sudah meletus kembali karena periode letusannya 2 – 3 tahun (dengan letusan terakhir Juni 2006 silam), namun sampai kini gak ada aktivitas yang menunjukkan perkembangan ke sana.

Di Yellowstone, memang pada Januari lalu terekam adanya seismic swarm, alias rangkaian gempa2 vulkanik yang menjadi tanda migrasi magma. Namun selang waktu seismic swarm ini sangat pendek (hanya 2 minggu) sehingga tak bisa diterjemahkan sebagai adanya pasokan magma secara terus menerus yang sedang menembus kulit Bumi menuju ke permukaan kaldera. USGS menyebut seismic swarm berdurasi pendek ini biasa terjadi di Yellowstone caldera, demikian pula di kaldera2 lain yang ada di dunia baik mulai dari Toba (yang ini juga rutin direkam BMKG), Krakatau maupun yang paling muda seperti Pinatubo.

Sementara soal planet Nibiru, alias planet X itu, seperti pernah saya tulis, itu cuman mitos lama dari era Babilonia yang tak pernah bisa dibuktikan. Jika ada planet bernama Nibiru yang ukurannya hampir menyamai Saturnus itu, maka tentunya planet ini sudah nongol dalam pelat-pelat fotografis seabad silam ketika Clyde Tombaough dkk melakukan systematic search untuk menemukan Pluto. Apalagi dengan teknologi terkini dimana planet tidak hanya diobservasi dengan spektrum cahaya tampak semata, namun juga dengan inframerah, ultraviolet dan gelombang radio. Ketika teknologi astronomi masa kini bahkan demikian powerfull untuk menemukan sejumlah planet baru yang mengorbit bintang2 tetangga alias ekstrasolar planets, maka sulit diterima jika ada benda langit asing sebesar Saturnus yang masih bersembunyi dalam region tata surya kita, dalam rentang jarak dari orbit Pluto hingga kawasan awan komet Oort.

Memang, seperti pernah ditulis pak AR Sugeng R, potensi terbesar dari Kiamat 2012 adalah badai Matahari, dimana secara siklusnya pada rentang waktu 2011-2012 sunspot number Matahari memang mencapai puncaknya dan berkorelasi langsung dengan tingginya semburan proton energetik dari permukaan Matahari ke segala arah. Model2 matematis yang dikembangkan NASA menyebut badai Matahari ini akan menyamai peristiwa Carrington 1859 silam, dengan efek yang merusak terhadap sistem telekomunikasi, satelit dan kelistrikan. Sebagai gambaran, badai Matahari 1989 (yang kekuatannya mampu membelokkan arah jarum kompas hingga 7 derajat dari magnetic north) mengakibatkan kerusakan pada trafo listrik Ontario Hydro dan menyebabkan sebagian AS dan Kanada mengalami mati listrik hingga 9 jam. Dan dalam badai Matahari 2011-2012 (yang diperkirakan mampu membelokkan arah jarum kompas hingga 15 – 20 derajat), tentunya kerusakan itu bisa menjangkau daerah yang lebih jauh, bahkan hingga ekuator.

Tentang tumbukan benda langit, memang tata surya kita sedang melintasi bidang galaksi Bima sakti dan itu akan menyebabkan perturbasi gravitasi dari bintang2 tetangga kita menjadi maksimal. Persoalannya, kapan perturbasi itu mampu menghentakkan jutaan benda langit mini di awan komet Oort dan sabuk asteroid Kuiper hingga berubah menjadi komet-komet yang menghujani tata surya bagian dalam, saat ini belum bisa dikuantifikasi. Kita hanya tahu itu akan terjadi, tapi kapan ? Belum diketahui."

bahasa inggrisnya:

From Mr. Ma'rufin Sudibyo (LAPAN Indonesia)

Mr. Ma'rufin argues:
"after reading further, the Mayan calendar ending on December 21, 2012 was caused more by the end of the calendar cycle, which is caused by" running out of numbers. "Mayan calendar system based on the number 20 (bi-decimal), unlike other calendar-based number 10 (decimal). Citing articles on ya langitselatan.com Avivah Yamani, 0.0.0.0.0 writing method and his hobbies with the Mayan cycles 13 and 20 and start the Mayan calendar is equivalent to 3114 BCE August 11, the positions of 13.0.0.0 .0 as the largest number in the Mayan calendar will be equivalent to December 21, 2012. Now after this exceeded 13.0.0.0.0, the Mayan calendar does not recognize the number 13.0.0.0.1 or greater, as it will go back to the position 0.0.0.0. 1 aka the smallest numbers. This is what I mean by "running out of numbers" was. So, one day after the December 21, 2012, or on December 22, 2012, the Mayan calendar cycle to start a new 0.0.0.0.1 with the numbers.

Meanwhile, if the review fakta2 "scientific" said Resurrection 2012 accompanies this issue, most also doubted. Call it for example breakdown of Earth's magnetic field, which has cited the long reach 160,000 km in space as the South Atlantic Anomaly (SAA). While the fact that there is, SAA is an area where the position of the radiation belt, Van Allen closest to the Earth's surface and is due to the viscosity difference between Earth's rocky crust and cover with a layer of Earth's core. Viscosity differences led to differences in rotational speed, which (although very small), has some effect, yes one of them is the emergence of SAA.

As for Yellowstone Caldera is said to erupt massive return (with vomit tephra at least 2 million km3, when referring to the previous eruption) to follow the eruption cycle of 600,000 years, if we check directly to the USGS (the direct monitoring of this caldera), turned out to have a period of Yellowstone The average eruption 640,000 years. If we "saklek" with these numbers, is still an interval of 40,000 years for the Yellowstone to erupt. Although, in vulcanology, who called the period the average eruption was only a benchmark, not a prediction especially for forecasting purposes. Call it for example with the Mount Merapi in Central Java, Yogyakarta. Vulcanology in perspective, this mountain should erupt again because letusannya period 2 - 3 years (with the last eruption in June 2006 earlier), but until now there is not activity that shows the development over there.

In Yellowstone, was in January and recorded the seismic swarm, aka gempa2 volcanic series indicate magma migration. But seismic swarm interval is very short (only 2 weeks) so that could be translated as the supply of magma is constantly being through the skin to the surface of the Earth to the caldera. USGS called seismic swarm of short duration is common in the Yellowstone Caldera, as well as in other kaldera2 in the world right from Toba (which is also routinely recorded BMKG), Krakatoa and the youngest as Pinatubo.

As to the planet Nibiru, aka planet X is, as I wrote, it cuman old myth of the Babylonian era that can never be proved. If there is a planet called Nibiru that size nearly matching that of Saturn, the planet must have been sticking in the photographic plates of a century ago when Clyde et al Tombaough do systematic search to find Pluto. Especially with the latest technology in which a planet is not only observed in the spectrum of visible light alone, but also with infrared, ultraviolet and radio waves. When today's astronomy technology so powerful even to discover some new planets orbiting neighboring bintang2 aka ekstrasolar planets, so hard to accept if there is a strange heavenly body of Saturn is still hiding in the region of our solar system, in the distance range from the orbit of Pluto to the comet cloud region Oort.

Indeed, as has been written Mr. AR Sugeng R, the biggest potential of the Resurrection is the 2012 hurricane sun, which is the cycle in the period 2011-2012 the Sun's sunspot number reached its peak and correlated directly with high bursts of energetic protons from the surface of the Sun in all directions. Developed mathematical model2 NASA called this storm the sun will equal the 1859 Carrington past events, with damaging effects on telecommunication systems, satellite and electricity. As an illustration, a storm in 1989 the Sun (whose power could deflect a compass needle direction to 7 degrees from magnetic north) cause damage to the Ontario Hydro electricity transformer and caused some of the U.S. and Canada have died up to 9 hours of electricity. Solar storms and in 2011-2012 (which is expected to deflect the compass needle to 15 to 20 degrees), of course, the damage could reach more distant areas, even to the equator.

About celestial collision, indeed our solar system is crossing the field of magic and the Milky Way's gravity will cause perturbasi from our neighbors to bintang2 maximum. The problem, when it was capable of stomping perturbasi millions of objects in the sky mini Oort cloud comets and the Kuiper asteroid belt to turn into comets that bombarded the inner solar system, not currently quantifiable. We just knew it would happen, but when? Not yet known. "



sumber: terselubung.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar